“PRINSIP PENDIDIKAN ORANG DEWASA”
A. MENGEMBANGKAN
SIKAP, IDEALISME, DAN MINAT
1. Sikap
Istilah
sikap adalah perasaan seseorang terhadap
orang lain, ide, lembaga, fakta dan lainnya. Program
pendidikan pada umumnya mengembangkan sikap fositif terhadap hal yang baik
menurut norma yang berlaku di masyarakat. Sebaliknya, mencoba mengembangkan sikap
negatif terhadap tindakan amoral, pelanggaran hukum, kekejaman, ketidak jujuran, hipokrit, dan perilaku anti sosial
lainnya. Sikap tidak dapat di ajarkan secara langsung
seperti fakta, namun biasanya diajarkan secara tidak langsung
melalui contoh, bacaan, dan kegiatan yang baik. Hukum
akibat dapat diterapkan dalam mengembangkan sikap ini.
2. Idealisme
Idealisme
adalah suatu standar kesempurnaan yang di terima oleh individu atau kelompok. Idealisme cenderung bersifat
subjektif, tetapi nyata dan sangat penting dalam pendidikan anak-anak
maupun orang dewasa. Prinsip utama dalam mengajarkan
idealisme adalah bahwa peserta didik harus mengetahui
idealisme melalui bacaan, diskusi, pengamatan, dan bimbingan. Idealisme
yang sangat perlu di tanamkan pada
generasi muda Indonesia adalah kejujuran, kedisiplinan, etos kerja, dan kebersihan
yang dirasa masih belum diresapi sepenuhnya.
3. Minat
Minat
merupakan keinginan yang datang dari hati nurani untuk ikut serta dalam
kegiatan belajar. Makin besar minatnya makin besar
semangat dan semakin besar hasil kerjanya. Minat yang permanen merupakan hasil
yang paling bernilai dalam semua pendidikan
B.
MENGAJAR PENGETAHUAN
Pengetahuan tidak mungkin diajarkan semuanya.
Sebaliknya, rumus yang rumit, daftar nama yang panjang, table yang banyak dan
data yang jarang digunakan biasanya dapat ditemukan pada buku
pedoman, ensiklopedia, kamus, tidak perlu diingat secara permanen.
Ingatan yang permanen
dapat diperoleh dengan cara berikut :
a.
Kembangkan rasa tertarik yang kuat dan bertahan
lama terhadap suatu subjek secara keseluruhan maupun pada bagian pentingnya.
b.
Dapatkan pengertian sejelas mungkin dari setiap
bagian subjek tersebut.
c.
Tempatkan proses belajar sejalan dengan pola pikir
peserta sedapat mungkin.
d.
Berikan problema atau pertanyaan yang berhubungan
dengan hal-hal yang di terapkan. Praktikkan jika memungkinkan, sampai dengan tingkat pengembangan kemampuan yang
nyata.tujuan khusus dari ranah kognitif tidak hanya menghafal pengetahuan,
tetapi memaham nakannya dalam analisis, sistesis, dan evaluasi.
e.
Pertahankan
pengetahuan yang telah dipelajari dangan sekali-kali menanyakan dan
menerapkannya dalam situasi baru.
f.
Berikan ilustrasi visual atau gambar tentang apa
yang di ajarkan.
C.
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN
1. Mengembangkan Kemampuan menilai atau
Mempertimbangkan
Dalam mengembangkan kemampuan atau
mempertimbangkan, tahap berikut ini sebaiknya digunakan (Morgan,et al.,1976):
- Pilih situasi tertentu yang akan dinilai dan dianalisis
- Persiapkan peserta didik atau pelajar
- Tentukan kriteria dan standarnya, beri bobot pada masing-masing kriteria
- Peserta didik harus menggunakan kriteria tersebut terhadap jumlah kasus dan beritahukan cara menilainya
- Instruktur maupun peserta didik harus selalu ingat bahwa latihan dalam menilai atau mempertimbangkan tanpa pengertian dan penerapan perinsip adalah sia-sia.
- Minta peserta didik berlatih membuat penilaian, dibawah bimbingan instruktur,sampai ia mampu membuat penilaian dengan baik.
2. Mengembangkan kemampuan manipulatif atau
psikomotor.
Tehnik yang baik telah dikembangkan
oleh guru perdagangan dan indutri untuk mengembangkan kemampuan manipulatif.
Walaupun metode ini sangat baik untuk mengajar kemampuan manipulatif, namun tidak seharusnya digunakan sebagai metode
umum untuk semua pengajaran sebagai mana banyak orang mencobanya.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
Langkah pemecahan masalah bervariasi
menerut pencetusnya. Sebagai contoh langkah yang dikemukakan oleh Pirdata
(1998) sebagai penyempurnaan dari pendapat Finch (1982) dan Cunningham (1982) adalah sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi masalah
2.
Mengumpulkan informasi/data yang relevan dengan
masalah
3.
Membuat alternatif pemecahan
4.
Menjelaskan konsekuensi setiap alternatif
5.
Memilih alternatif yang terbaik.
Dari beberapa pendapat tentang langkah pemecahan
masalah tersebut, walaupun
istilanya berbeda-beda secara umum dapat disimpulkan bahwa langkah yang
harus ada dalam setiap pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
1. Pengenalan problema.
2. Buat daftar kemungkinan
pemecahan masalah atau hipotesisnya
3. Kumpulkan semua fakta
yang tersedia yang dapat mendukung setiap atau semua pemecahan masalah
tentative.
4. Organisasikan dan
pertimbangkan semua fakta yang mendukung dan yang tidak mendukung pemecahan tentative tersebut
5. Tetapkan
kesimpulan tentative
6. Cek kesimpulan tentative
yang telah di tetapkan
7. Perbaiki semua
kelemahan sesuai dengan temuan tersebut di atas
8. Generalisasikan
kesimpulan jika semua sudah setuju.
D.
MENDISKUSIKAN KONTROVERSIAL
Suatu isu dikatakan
controversial jika beberapa cara yang diusulkan untuk memecahkannya
bertentangan dengan kepentingan dan kepercayaan sebagian orang. Penyebab
utama isu controversial adalah loyalitas dasar yang di miliki orang terhadap
organisasi lembaga, atau kelompoknya
(Morgan, et al., 1976).
Tahapan berikut ini di sarankan untuk dilaksanakan
dalam mendiskusikan isu controversial.
1. Tentukan isu atau
problem secara jelas, beberapa perbedaan pendapat di
sebabkan oleh perbedaan definisi.
2. Bagi isu tersebut
menjadi beberapa sigmen
3. Buat daftar kemungkinan
pemecahan yang di usulkan oleh anggota.
4. Kumpulkan dan catat
informasi tentang isu tersebut.
5. Susun informasi secara
berurutan dan tampa distori
6. Nilai informasi tersebut cari kesalahan, prasangka, dan ketidak konsistenan.
7. Setiap kemungkinan
pemecahan.
8. Susunan kesimpulan
apabila informasi menunjangnya atau biarkan isu tetap terbuka.
E. CARA MEMBENTUK
KEBIASAAN
Membentuk dan mengakhiri kebiasaan adalah salah
satu hasil pendidikan orang dewasa yang merupakan pengalaman baru bagi peserta
didik jika setiap orang dewasa telah terbiasa membentuk dan mengakhiri
kebiasaan sejak dilahirkan. Adapun aturan umum yang tertulis
dibawah ini dapat membantu bagaimana membentuk kebiasan baru yang baik dan
meninggalkan kebiasaan lama yang jelek (Morgan, et al., 1976).
1. Temukan konsep kebiasan baru yang ingin
dikembangkan sejelas mungkin.
2. Mulailah kebiasan baru dengan kemauan yang
kuat.
3. Jangan biarkan pengecualian terjadi sampai
kebiasan baru tersebut benar-benar berakar.
4. Latihlah kebiasan baru itu pada setiap
kesempatan, walaupun dalam keadaan sibuk, carilah
kesempatan untuk berlatih.
5. Latihlah dengan selang waktu yang agak lama
akan lebih baik dari pada latihan secara intensip dalam waktu yang relative
singkat.
6. Latihan hendaknya dilakukan sesempurna
mungkin
7. Situasi dan kondisi hendaknya diatur
sedemikian rupa sehingga menyenangkan.
8. Pembentukan kebiasan baru hendaknya sebagai
hasil dari dorongan dirinya sendiri, bukan dari orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Suprijanto.
2007. Pendidikan Orang Dewasa.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar