Wellcome to My Blog

Senin, 05 Januari 2015

Andragogi




“PRINSIP PENDIDIKAN ORANG DEWASA”

A.  MENGEMBANGKAN SIKAP, IDEALISME, DAN MINAT
1. Sikap
       Istilah sikap adalah perasaan seseorang  terhadap orang lain, ide, lembaga, fakta dan lainnya. Program pendidikan pada umumnya mengembangkan sikap fositif terhadap hal yang baik menurut norma yang berlaku di masyarakat.  Sebaliknya, mencoba mengembangkan sikap negatif terhadap tindakan amoral,  pelanggaran hukum, kekejaman, ketidak jujuran, hipokrit, dan perilaku anti sosial lainnya. Sikap tidak dapat di ajarkan secara langsung seperti fakta, namun biasanya diajarkan secara tidak langsung melalui contoh, bacaan, dan kegiatan yang baik. Hukum akibat dapat diterapkan dalam mengembangkan sikap ini.

    2. Idealisme
       Idealisme adalah suatu standar kesempurnaan yang di terima oleh individu atau kelompok. Idealisme cenderung bersifat subjektif, tetapi nyata dan sangat penting dalam pendidikan anak-anak maupun orang dewasa. Prinsip utama dalam mengajarkan idealisme adalah bahwa peserta didik harus mengetahui idealisme melalui bacaan, diskusi, pengamatan, dan bimbingan. Idealisme yang sangat perlu di tanamkan  pada generasi muda Indonesia adalah kejujuran, kedisiplinan, etos kerja, dan kebersihan yang dirasa masih belum diresapi sepenuhnya.

  3.  Minat
       Minat merupakan keinginan yang datang dari hati nurani untuk ikut serta dalam kegiatan belajar. Makin besar minatnya makin besar semangat dan semakin besar hasil kerjanya. Minat yang permanen merupakan hasil yang paling bernilai dalam semua pendidikan
B. MENGAJAR PENGETAHUAN
Pengetahuan tidak mungkin diajarkan semuanya. Sebaliknya, rumus yang rumit, daftar nama yang panjang, table yang banyak dan data yang jarang digunakan biasanya dapat ditemukan pada buku pedoman, ensiklopedia, kamus, tidak perlu diingat secara permanen.
Ingatan yang permanen dapat diperoleh dengan cara berikut :
a.      Kembangkan rasa tertarik yang kuat dan bertahan lama terhadap suatu subjek secara keseluruhan maupun pada bagian pentingnya.
b.      Dapatkan pengertian sejelas mungkin dari setiap bagian subjek tersebut.
c.       Tempatkan proses belajar sejalan dengan pola pikir peserta sedapat mungkin.
d.      Berikan problema atau pertanyaan yang berhubungan dengan hal-hal yang di terapkan. Praktikkan jika memungkinkan, sampai dengan tingkat pengembangan kemampuan yang nyata.tujuan khusus dari ranah kognitif tidak hanya menghafal pengetahuan, tetapi memaham nakannya dalam analisis, sistesis, dan evaluasi.
e.       Pertahankan  pengetahuan yang telah dipelajari dangan sekali-kali menanyakan dan menerapkannya dalam situasi  baru.
f.        Berikan ilustrasi visual atau gambar tentang apa yang di ajarkan.

C.  MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN

1. Mengembangkan Kemampuan menilai atau Mempertimbangkan
Dalam mengembangkan kemampuan atau mempertimbangkan, tahap berikut ini sebaiknya digunakan (Morgan,et al.,1976):
    1. Pilih situasi tertentu yang akan dinilai dan dianalisis
    2. Persiapkan peserta didik atau pelajar
    3. Tentukan kriteria dan standarnya, beri bobot pada masing-masing kriteria
    4. Peserta didik harus menggunakan kriteria tersebut terhadap jumlah kasus dan beritahukan cara menilainya
    5. Instruktur maupun peserta didik harus selalu ingat bahwa latihan dalam menilai atau mempertimbangkan tanpa pengertian dan penerapan perinsip adalah sia-sia.
    6. Minta peserta didik berlatih membuat penilaian, dibawah bimbingan                      instruktur,sampai ia mampu membuat penilaian dengan baik.

2. Mengembangkan kemampuan manipulatif atau psikomotor.
Tehnik yang baik telah dikembangkan oleh guru perdagangan dan indutri untuk mengembangkan kemampuan manipulatif. Walaupun metode ini sangat baik untuk mengajar kemampuan manipulatif, namun tidak seharusnya digunakan sebagai metode umum untuk semua pengajaran sebagai mana banyak orang mencobanya.

3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
Langkah pemecahan masalah bervariasi menerut pencetusnya. Sebagai contoh langkah yang dikemukakan oleh Pirdata (1998) sebagai penyempurnaan dari pendapat Finch (1982) dan Cunningham (1982) adalah  sebagai berikut:
1.         Mengidentifikasi masalah
2.        Mengumpulkan informasi/data yang relevan dengan masalah
3.        Membuat alternatif pemecahan
4.        Menjelaskan konsekuensi setiap alternatif
5.        Memilih alternatif yang terbaik.
Dari beberapa pendapat tentang langkah pemecahan masalah  tersebut, walaupun istilanya berbeda-beda secara umum dapat disimpulkan bahwa langkah yang harus ada dalam setiap pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
1.    Pengenalan problema.
2.    Buat daftar kemungkinan pemecahan masalah atau hipotesisnya
3.    Kumpulkan semua fakta yang tersedia yang dapat mendukung setiap atau semua pemecahan masalah tentative.
4.    Organisasikan dan pertimbangkan semua fakta yang mendukung dan yang tidak  mendukung pemecahan tentative tersebut
5.     Tetapkan kesimpulan tentative
6.     Cek kesimpulan tentative yang telah di tetapkan
7.     Perbaiki semua kelemahan sesuai dengan temuan tersebut di atas
8.     Generalisasikan kesimpulan jika semua sudah setuju.

D. MENDISKUSIKAN KONTROVERSIAL

Suatu isu dikatakan controversial jika beberapa cara yang diusulkan untuk memecahkannya bertentangan dengan kepentingan dan kepercayaan sebagian orang. Penyebab utama isu controversial adalah loyalitas dasar yang di miliki orang terhadap organisasi lembaga, atau kelompoknya (Morgan, et al., 1976).
Tahapan berikut ini di sarankan untuk dilaksanakan dalam mendiskusikan isu controversial.
1.    Tentukan isu atau problem secara jelas, beberapa perbedaan pendapat di sebabkan oleh perbedaan definisi.
2.    Bagi isu tersebut menjadi beberapa sigmen
3.    Buat daftar kemungkinan pemecahan yang di usulkan oleh anggota.
4.    Kumpulkan dan catat informasi tentang isu tersebut.
5.    Susun informasi secara berurutan dan tampa distori
6.    Nilai informasi tersebut cari kesalahan, prasangka, dan ketidak konsistenan.
7.    Setiap kemungkinan pemecahan.
8.    Susunan kesimpulan apabila informasi menunjangnya atau biarkan isu tetap terbuka.





E.  CARA MEMBENTUK KEBIASAAN
Membentuk dan mengakhiri kebiasaan adalah salah satu hasil pendidikan orang dewasa yang merupakan pengalaman baru bagi peserta didik jika setiap orang dewasa telah terbiasa membentuk dan mengakhiri kebiasaan sejak dilahirkan. Adapun aturan umum yang tertulis dibawah ini dapat membantu bagaimana membentuk kebiasan baru yang baik dan meninggalkan kebiasaan lama yang jelek (Morgan, et al., 1976).
1.    Temukan konsep kebiasan baru yang ingin dikembangkan sejelas mungkin.
2.    Mulailah kebiasan baru dengan kemauan yang kuat.
3.    Jangan biarkan pengecualian terjadi sampai kebiasan baru tersebut benar-benar berakar.
4.    Latihlah kebiasan baru itu pada setiap kesempatan, walaupun dalam keadaan sibuk, carilah kesempatan untuk berlatih.
5.    Latihlah dengan selang waktu yang agak lama akan lebih baik dari pada latihan secara intensip dalam waktu yang relative singkat.
6.    Latihan hendaknya dilakukan sesempurna mungkin
7.    Situasi dan kondisi hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga menyenangkan.
8.    Pembentukan kebiasan baru hendaknya sebagai hasil dari dorongan dirinya sendiri, bukan dari orang lain.










DAFTAR PUSTAKA

Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: PT. Bumi Aksara.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar