Wellcome to My Blog

Rabu, 14 Januari 2015

EVALUASI PENDIDIKAN ORANG DEWASA (POD)


A.  PENGERTIAN DAN JENIS EVALUASI
Evaluasi pendidikan orang dewasa adalah proses menentukan kekuatan atau nilai pekerjaan pendidik atau pembimbing pendidikan orang dewasa. Evaluasi adalah suatu cara mengukur hasil kegiatan pendidikan. Berdasarkan tingkat formalitasnya, evaluasi dapat dibagi menjadi tiga tingkat yaitu:
1.      Evaluasi informal Adalah penilaian tentang masalah yang sederhana tanpa menggunakan banyak pertimbangan prinsip-prinsip evaluasi.
2.      Evaluasi semi formal
3.      Evaluasi formal atau penelitian ilmiah (Morgan, et al., 1976)
Evaluasi ini menggunakan prosedur riset yang canggih. Disamping itu ada pengelompokan menurut tujuannya yaitu:
1.      Evaluasi formatif adalah  Berusaha mengidentifikasikan dan memperbaiki kekurangan selama masa pengembangan program.
2.      Evaluasi sumatif adalah Menilai manfaat program versi terakhir (Seeperesad & Henderson, 1984).
Dalam pengajaran, evaluasi formatif digunakan untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk memperbaiki dan membuat seefektif mungkin materi pengajaran. Evaluasi sumatif adalah suatu proses evaluasi versi final untuk menentukan efisiensi, dan efektivitas suatu acara pengajaran (DicK & Carey, 1978, dalam Kusuma & Willis, 1989).
  1. MANFAAT EVALUASI
Terdapat beberapa manfaat mengapa evalausi dilakukan. Menurut Flores, Bueno, dan Lapastora (1983) :
·      Menentukan patokan awal yang dapat dipakai sebagai dasar perbandingan tindakan baru
·      Menentukan pengarahan kembali (redirection) atau perbaikan suatu aktivitas
·       Menumbuhkan rasa aman kepada teknisi
Ketidakpastian akan menimbulkan rasa tidak nyaman, evaluasi menghilangkan ketidakpastian tersebut dengan cara menunjukan keberhasilan atau alasan ketidakberhasilan.
·       Meningkatkan kepercayaan diri di antara penerima evaluasi
Jika dari evaluasi diketahui bahwa tujuan khusus suatu kegiatan tercapai, maka data yang diperoleh dari evaluasi tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri seseorang dengan jalan meyakinkan orang itu bahwa kesempatan untuk sukses tetap terbuka.
Pendapat itu sejalan dengan Frutchey (1973) yang menyatakan bahwa evaluasi(dalam hal ini evaluasi penyuluhan)
· Mengetahui secara objektif apakah kegiatan penyuluhan benar-benar membawa hasil atau tidak
· Mencek secara periodic efektifitas program penyuluhan untuk menentukan hal mana saja yang perlu ditingkatkan
· Memberikan rasa aman kepada penyuluh
· Member bukti kongkrit yang siap digunakan untuk keperluan pihak terkait
· Dapat meningkatkan sikap professional dari penyuluh
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa manfaat evaluasi secara umum adalah untuk:
·         Menentukan patokan awal
·         Mengetahui keberhasilan suatu kegiatan
·         Mengecek secara periodic efektivitas suatu program
·         Memberikan rasa aman kepada pelaksana tugas
·         Memberi bukti kongkrit kepada pihak yang terkait
·         Meningkatkan sikap professional kepada pihak penerima evaluasi
C.  TUJUAN EVALUASI
Tujuan utama evaluasi dapat diringkas sebagai berikut (Morgan, et al., 1976).
·      Untuk menentukan seberapa dekat peserta didik secara individual dan keseluruhan kelas telah mencapai tujuan umum yang telah ditentukan.
·      Untuk mengukur tingkat perkembangan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam waktu tertentu.
·      Untuk menentukan efektivitas bahan, metode, dan kegiatan pengajaran.
·      Untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi peserta didik, instruktur, dan masyarakat.

D.  PRINSIP EVALUASI
Banyak yang dapat ditulis tentang prinsip evaluasi, sebab prinsip evaluasi ini sering di gunakan dalam mengepaluasi bidang pendidikan dan psikologi.dalam bab ini,hanya akan dijelaskan secara singkat beberapa prinsip penting,yang bisa dijadikan bekal oleh para pendidik orang dewasa tentang hal-hal pokok yang dapat di gunakan untuk dapat menyusun program evaluasi yang praktis.kebanyakan pendidik orang dewasa sudah mengetahui dengan baik prinsip umum pendidikan psikologi(morgan et-al 1976).
a.     Mempunyai tujuan yang pasti
Evaluasi harus dilakukan hanya untuk mencapai tujuan yang pasti. Evaluasi tidak dilakukan hanya karena “merupakan sesuatu yang harus dikerjakan”. Penemuan dari hasil evaluasi harus dapat digunakan untuk memecahkan beberapa masalah pendidikan. Sebagai contoh, seorang guru bahasa spanyol mungkin ingin mengevaluasi muridnya untuk berbicara dalam bahasa itu smpai dapat dimengerti oleh orang spanyol. Jika ia mendapatkan muridnya sangat lemah dalam hal itu, maka ia harus mencoba metode mengajar lain. Dengan menilai hasil metode baru ini dan membandingkan dengan hasil lama yang telah dicapai, ia dapat meningkatkan metode mengajarnya.
b.    Menggunakan tujuan perilaku yang terjangkau dan pasti
Perencanaan evaluasi apa pun harus menggunakan tujuan yang pasti. Dalam merencanakan kursus, pendidikan orang dewasa harus menentukan tujuan performansi atau perilaku agar ia dapat mengetahui ke mana ia dan kelasnya akan menuju. Dibawah ini adalah contoh tujuan yang pasti dan dapat diukur serta tujuan yang tidak pasti dan sulit diukur.
Pasti : kemampuan untuk mengetik enam puluh kata permenit dengan tidak lebih dari empat kesalahan.
Tidak pasti : penggunaan mesin tik
Pasti : kemampuan untuk mengeja secara benar 3.000 kata yang digunakan untuk menulis cepat.
Tidak pasti : penghargaan mengeja.
Pasti : 100% anggota kelas (peserta didik) ikut memilih di pemilihan tingkat local dan nasional.
Tidak pasti : warga Negara yang lebih baik
c.    Bukti tentang perubahan dalam diri individu
Evaluasi sangat berhubungan dengan mendapatkan bukti tentang tingkat perubahan yang terjadi dalam diri individu. Hal yang penting adalah mengukur seberapa jauh orang bergerak dari tempat ketika program dimulai ke tempat ketika program berakhir. Apa yang berubah dalam perilaku mereka? Praktik apa yang mereka tingkatkan? Keterampilan apa yang mereka peroleh ? Seberapa banyak bertambah “kaya”-nya mereka sekarang? Ada beberapa perubahan penting yang terjadi dalam diri orang.

d.   Menggunakan instrument yang tepat dalam evaluasi
Instumen untuk mengevaluasi pendidikan tidak akan seteliti seperti instumen ilmu fisika, tetapi instrument tersebut akan memberikan data yang jauh lebih baik daripada sekadar perkiraan. Sejumlah instrument yang dapat digunakan dalam evaluasi hasil pendidikan orang dewasa adalah tes, skala, lembar penilaian, inventori, survey, kartu penilaian, koesioner, studi kasus, catatan, laporan, dan keputusan ahli.

e.    Kerja sama antara peneliti dengan orang yang dinilai kemajuannya
Harus ada saling pengertian dan kerja sama antara orang yang melakukan penilaian dan orang yang dinilai kemajuannya. Ini penting untuk memperoleh informasi yang lengkap dan akurat. Sebagai tambahan, peserta didik akan memperoleh kemajuan yang lebih banyak dalam belajar jika ia mengetahui apa tujuannya, apa yang dapat ia lakukan untuk membantu dirinya sendiri menuju kesuksesan.

f.     Tidak perlu mengevaluasi semua hasil pembelajaran
Tidak perlu atau bahkan tidak dianjurkan untuk mengevaluasi semua hasil pembelajaran khusus dalam pendidikan orang dewasa. Biasanya akan lebih baik untuk mengonsentrasikan pada salah satu atau dua hasil utama yang paling ditekankan, sesuai dengan tujuannya. Sebagai contoh, sebuah kota kecil mempunyai masalah serius yang disebabkan tidak adanya system pembuangan kotoran yang memadai. Air sungai di tempat itu telah tercemar dan sebagai akibatnya timbul wabah penyakit menular. Sebuah kursus dalam bidang kesehatan masyarakat dilaksanakan bagi orang dewasa dan masyarakat. Pekerjaan yang berhubungan dengan sanitasi. Oleh karena itu, kursus dievaluasi berdasarkan pengaruhnya pada pemungutan suara bagi bangunan pembuangan kotoran di kota itu.

g.    Evaluasi harus berkesinambungan
Evaluasi harus merupakan proses yang berkesinambungan. Tujuan yang sama tidak perlu dievaluasi pada setiap saat kursus diberikan, tetapi pendidik/pembimbing harus secara kontinu mempelajari isi kursus, metode yang digunakan , hasil yang peserta didik peroleh. Ia bahkan harus setiap kali mengevaluasi metode yang ia gunakan dalam mengevaluasi pekerjaannya.

Disamping prinsip evaluasi yang telah diuraikan diatas, terdapat prinsip yang digunakan untuk meningkatkan mutu pelaksanaan evaluasi (Frutchey, 1973), yaitu :
1)      Mengembangkan sikap kritis
2)      Mengenal bias pribadi
3) Melakukan observasi silang untuk menentukan seberapa jauh konsistennya masalah itu
4) Cek lebih jauh untuk menentukan apakah ada perilaku basa-basi
5) Pertimbangkan penyebab lain yang mungkin ada
6) Berhati-hati untuk tidak hanya membaca observasi yang kita harapkan saja dan mengabaikan interpretasi yang masuk akal
7) Dalam mengevaluasi hasil atau produk perilaku, digunakan criteria untuk menilainya
8) Cek lebih jauh untuk menentukan apakah hasil atau produk yang diklaim seseorang benar-benar hasil orang itu
9) Kenali bahwa banyak perilaku yang saling menutupi satu sama lain.
10) Pastikan apakah bukti yang kita amati adalah benar-benar bukti yang sebenarnya
11) Hindari tergesa-gesa membuat kesimpulan, hendaknya hati-hati dan secermat mungkin

E.  PROSEDUR EVALUASI
            Banyak pengarang yang menulis tentang prosedur evaluasi. Prosedur evaluasi tersebut berbeda-beda tergantung penekanan dan kepentingan para pengarangnya. Sebagai contoh, prosedur evaluasi yang ditulis oleh Ibrahim (2003) dan soedarmanto(2005) antara lain :
1)   Menentukan tujuan atau kebutuhan
2)                            Menentukan criteria atau standar
3)                            Melakukan observasi atau pengumpulan data
4)                            Melakukan analisis data
5)                            Melakukan pertimbangan hasil dengan standar
6)                            Membuat penilaian atau pertimbangan
Sementara itu, menurut Chitambar, 1961 (mardikanto, 1992), tahapan evaluasi secara ilmiah antara lain :
1)      Perumusan tujuan evaluasi
2)      Perumusan indicator/parameter
3)      Pengukuran indicator/parameter
4)      Penetapan metode yang terdiri atas :
·         Perencanaan evaluasi
·         Perumusan populasi dan contoh
·         Perincian data yang diperlukan
·         Teknik pengumpulan data
·         Perumusan instrument
·         Uji instrument
·         Teknik analisis data
·         Pelaporan
Frutchey (1973) menjelaskan garis besar evaluasi secara ilmiah antara lain :
1)             Menentukan kebutuhan evaluasi
2)             Menentukan maksud/tujuan evaluasi
3)   Menentukan pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab melalui kegiatan evaluasi
4)   Menentukan sumber informasi
5)   Menentukan metode pengumpulan informasi
6)   Memilih atau menyusun formulir observasi
7)   Melakukan analisis dan tabulasi data
8)   Melakukan interpretasi, menyusun laporan, dan penggunaan hasil
Morgan, et al (1976) berpendapat bahwa prosedur evaluasi pendidikan orang dewasa dapat dibagi menjadi lebih kurang tujuh langkah. Ketujuh langkah ini tidak selalu harus diterapkan dalam setiap mengevaluasi metode mengajar, unit mata pelajaran, atau pencapaian peserta didik. Khusus untuk langkah pertama berlaku umum bagi semua kasus. Prosedur itu adalah :
1)                            Mengecek tujuan
2)                            Memeriksa apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan
3)                            Mengumpulkan bukti
4)                            Menentukan sumber bukti
5)                            Menentukan alat untuk memperoleh bukti
6)                            Menganalisis bukti
7)                            Menggunakan hasil
Jika diamati, dari semua prosedur evaluasi yang dikemukakan oleh para penulis tersebut diatas, terdapat unsure yang selalu ada, yakni ; tujuan, criteria, instrument, pengumpulan data dan analisis data. Namun masih ada satu hal yang belum disebutkan, yaitu unsure kesimpulan yang perlu dinyatakan secara eksplisit. Sehingga prosedur evaluasi menjadi :
1)   Penentuan tujuan atau kebutuhan evaluasi
2)   Penentuan criteria atau standar evaluasi
3)   Melakukan pengumpulan data atau informasi
4)   Melakukan analisis data atau informasi
a.    Membuat kesimpulan
Untuk memperoleh gambaran secara rinci tentang prosedur evaluasi pendidikan orang dewasa, berikut ini akan diuraikan prosedur evaluasi menurut Morgan, et al. (1976).

b.    Mengecek tujuan
Dalam daftar prinsip evaluasi, dinyatakan bahwa semua evaluasi harus berdasarkan pada objektif perilaku yang pasti. Oleh karena itu, langkah pertama adalah memeriksa tujuan performansi atau perilaku dari setiap kegiatan yang dievaluasi. Jika tujuan tersebut tidak dinyatakan sedemikian rupa sehingga tingkat pencapaian dapat ditentukan, maka objektif itu harus dirumuskan kembali sehingga dapat diukur.

c.    Memeriksa apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan
Langkah ini penting ketika mengevaluasi metode mengajar atau isi mata pelajaran. Langkah ini dapat dilewati jika tujuannya hanya untuk mengevaluasi pencapaian peserta didik.
Dalam melakukan tahap ini, ada baiknya jika dibawah setiap tujuan ditulis materi yang diajarkan dan metode yang digunakan untuk mengajarkan materi tersebut dalam dua paralel. Apa yang diajarkan sebaiknya ditulis secara rinci dan berurutan di kolom sebelah kiri. Di kolom sebelah kanan setiap item materi ditulis metode yang digunakan untuk mengajar setiap item materi tersebut.
Sebagai contoh : andaikata salah satu tujuan performansi mata pelajaran kesehatan bagi orang dewasa adalah agar peserta didik melakukan checkup kesehatan per tahun, maka materi yang diajarkan dan metode yang digunakan untuk mengajarkannya dapat dilihat dalam table berikut.
Materi dan metode yang digunakan
Materi
Metode yang digunakan
  • Penyakit orang tua


  • Bagaimana penderitaan dapat diminimalkan dan kesulitan dapat dicegah 
  • Pengajaran kelas terorganisasi
  • Belajar dari buku panduan
  • Diskusi kelas
  • Berbicara dengan dokter local
  • Pengajaran kelas terorganisasi
  • Belajar dari pamflet tentang pencegahan penyakit.

  • Chart yang menunjukkan meratanya penyakit dan kematian yang dapat dicegah.
  • Film tentang kebutuhan akan checkup kesehatan tahunan.
  • Keputusan kelas di mana setiap peserta didik akan melakukan checkup kesehatan setiap tahun pada hari ulang tahun mereka.
Sumber : Morgan, et al. (1976)
Berdasarkan contoh tersebut, mutu materi dan metode pengajaran dapat dinilai dengan cara menghitung jumlah peserta didik yang berubah dari tidak melakukan menjadi melakukan checkup kesehatan tahunan. Jika 100% peserta didik melakukan checkup kesehatan tahunan maka instruktur boleh merasa bahwa metode dan materi yang diajarkan sudah bagus. Namun, jika tidak ada seorangpun atau sedikit orang yang mengubah kebiasaan mereka untuk melakukan checkup, instruktur harus meneliti kembali apa yang diajarkan dan bagaimana mengajarnya.
  1. Mengumpulkan bukti
Pendidik yang terlatih dalam bidang hukum member komentar bahwa setiap orang terdidik harus dilatih mengenai “bukti”. Suatu keputusan harus diambil berdasarkan bukti yang lengkap dan valid. Semua orang sering membuat keputusan berdasarkan bukti yang sangat sedkit dan salah. Bukti atau informasi sangat penting untuk evaluasi program, metode, dan hasil pendidikan orang dewasa.
Ada tiga waktu dalam pengemgangan kegiatan pendidikan orang dewasa utnuk mengumpulkan bukti.
    1. Sebelum kegiatan dimulai. Hal ini membentuk apa yang disebut dengan “patokan” dan menunjukan posisi kemampuan pesert didik pada awal kegiatan. Sehingga di kemudian hari akan dapat ditentukan seberapa jauh kemajuan mereka.
    2. Saat kegiatan berlangsung. Bukti perlu dikumpu;kam setelah kegiatan dimulai tetapi beelum berakhir, untuk menentukan tingkat kecepatan kemajuan. Jika kemajuan kurang memuaskan, perubahan dapat dilakukan sebelum waktu yang terbuang sia-sia lebih banyak.
    3. Akhir kegiatan. Bukti yang dikumpulkan pada akhirnya kegiatan harus menunjukan seberapa jauh perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik, atau tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

  1. Menentukan sumber bukti
Langkah ini berhubungan dengan dari mana informasi diperoleh. Tujuan evaluasi adalah untuk mengungkap perubahan yang terjadi pada perilaku peserta didik. Oleh karena itu peserta didik merupakan sumber informasi yang terpenting.
Jika peserta didik yang bisa memberikan informasi hanya sedikit, yang terbaik adalah menghubungi semua peserta didik. Sebaliknya, jika jumlahnya banyak sekali, maka dianjurkan untuk memilih sampel yang mewakili populasi.
Penggunaan sampel untuk mendapatkan informasi yang reliable merupakan proses yang rumit. Hal ini mudah menyebabkan orang membuat kesimpulan yang salah kecuali pengambilan sampel dilakukan dengan baik. Perhatikan prinsip pengambilan sampel berikut.
    1. Sampel tidak harus merupakan persentase yang tetap dari populasi. Besarnya tergantung pada ketelitian yang diinginkan, biaya, dan bagaimana informasi akan dianalisis. Sampel harus cukup besar dan mencakup semua factor yang mempengaruhi, tetapi ukuran semata-mata belum menunjukan sampel yang baik. Bagaimanapun, jika prosedur pengambilan sampel diikuti dengan baik maka semakin besar sampelnya, semakin teliti hasilnya.
    2. Sampel dapat ditarik secara acak. Ini berarti setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih.
    3. Jika pendidik orang dewasa tidak menguasai metode pengambilan sampel, akan lebih baik jika menyerahkannya kepada ahli satatistik pendidikan.
       
  1. Menentukan alat untuk memperoleh bukti
Ada sejumlah alat yang dapat digunakan untuk memperoleh bukti untuk keperluan evaluasi. Seperti yang telah disebutkan dimuka, alat khusus yang digunakan akan tergantung pada sifat masalah. Alat yang biasa digunakan untuk memperoleh informasi sebagai berikut.
a.    Kuesioner sering digunakan untuk memperoleh informasi. Cara ini agak mudah dan murah, tetapi jika kuesioner tidak diisi dengan baik hasilnya kurang reliable. Jika kuesioner tidak terlalu panjang dan pertanyaannya dinyatakan dengan jelas, maka pengambilannya akan lebih memuaskan.
b.    Lembar cek digunakan untuk mengumpulkan informasi yang cukup banyak dan dapat digunakan untuk mencatat wawancara pribadi. Orang yang melakukan wawancara harus benar-benar bertemu dengan orang pemberi informasi dan harus hati-hati dalam mencatat informasi yang diperlukannya. Rencana pengumpulan data dengan teknik ini dianggap lebih reliable dari pada kuesioner.
c.    Instrument pengukur sangat penting dalam evaluasi. Ini biasanya dalam tes, inventori dan skala. Alat ini digunakan untuk mengukur sikap, keterampilan, kemampuan manual, kemampuan mental, dan pengetahuan.
d.   Catatan dan laporan yang ada di kantor dapat dijadikan sumber informasi untuk evaluasi. Untuk menggunakan sumber informasi ini harus mengikuti prosedur perizinan tarlebih dahulu.
e.    Sejarah suatu kasus akan melengkapi bagaimana orang memecahkan masalah tahap demi tahap. Sejarah semacam itu mungkin sangat berguna bagi pendidikan orang dewasa.
f.     Percobaan adalah cara yang sangat baik dalam memperoleh informasi untuk evaluasi. Percobaan harus didisain dengan cermat agar dapat memberikan informasi yang terpercaya. Percobaan dalam pendidikan orang dewasa jauh lebih sulit dari pada dalam ilmu fisika karena banyak variable yan g harus dikontrol.

  1. Menganalisis bukti
Telah dijelaskan dimuka bahwa terdapat tiga jenis evaluasi, yaitu evaluasi informal, semiformal, dan formal. Evaluasi formal biasanya memerlukan analisis statistic yang sungguh-sungguh terhadap data yang telah dikumpulkan. Untuk informasi analisis statistic ini, pendidikan orang dewasa menunjuk kepada beberapa buku statistic pendidikan yang relevan. Sebagian besar evaluasi informal dan semiformal hanya memerlukan proses yang sederhana seperti perhitungan total, rata-rata, nilai tengah, median, jarak jangkau, persentase,dan distribusi.
Setelah fakta dikumpulkan dan dianalisis, fakta tersebut perlu dipertimbangkan kepentingan relatifnya. Buang fakta yang tidak berhubungan dengan masalah dan fakta yang realibilitasnya meragukan.
Dalam mempertimbangkan fakta, hindari bias prasangka, keberpihakan dan kepentingan pribadi. Ikuti ke mana fakta mengarah walaupun mengacaukan pendirian atau rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

  1. Menggunakan hasil
Banyak manfaat yang dapat diperoleh pendidik orang dewasa dari pelaksanaan setiap langkah evaluasi. Manfaat terakhir “menggunakan hasil” inilah yang paling berguna. Ini adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh orang lain. Hasil ini harus tidak sekedar dipandang sebagai sesuatu yang baik dimiliki dan disimpan saja melainkan mereka harus digunakan untuk meningkatkan program pendidikan orang dewasa dengan cara yang memungkinkan.
Pendidik orang dewasa harus memeriksa hasil evaluasi bersama dengan peserta didik, supervisor, dan komite penasehat. Kelompok ini dapat membantu menentukan kegunaan hasil ini bagi masyarakat dan bagaimana menggunakannya untuk meningkatkan program pendidikan orang dewasa. Hasil evaluasi dapat digunakan melalui cara-cara berikut ini.
    1. Menggunakannya sebagai dasar perencanaan program dan metode.
    2. Menggunakannya dalam pembicaraan dan diskusi pada pertemuan masyarakat.
    3. Menerbitkannya di surat kabar local
    4. Menerbitkannya di majalah pendidikan
    5. Menggunakannya untuk laporan tahunan
    6. Mengarsipkan kopiannya untuk catatan historis
    7. Mengirimkan kopiannya untuk supervisor pendidikan orang dewasadan untuk orang-orang perguruan tinggi yang tertarik pada penelitian pendidikan orang dewasa.


                         


































 DAFTAR PUSTAKA

(di akses 10 maret 2014)
(di akses 10 maret 2014)